Kamis, 30 April 2020

Yang Sebenarnya dari Lesong Batu di Muara Kaman


Kementerian Penerangan RI tahun 1953 mengungkap, di Muara Kaman ditemukan tiang batu bekas pemujaan. Penduduk setempat menamainya Lesong Batu.

Benda ini dikeramatkan masyarakat tertentu sebagai sarana berhajat dan menjadi tempat ritual serta religius bagi pemeluk Hindu kontemporer.

Menurut riset arkeolog, sebenarnya lesong batu ini adalah benda yang disebutkan dalam prasasti yupa sebagai "yupa" itu sendiri.

Dalam hal ini, dibedakan antara yupa dan prasasti yupa. Istilah yupa merujuk pada tugu monumen tanpa tulisan (niraksara) yang didirikan oleh Brahmana, sedangkan prasasti yupa merupakan tiang batu bertulis.

Yupa atau lesong batu ukurannya lebih tinggi daripada tujuh prasasti yupa. Dengan panjang 2,51 meter, berarti yupa lebih tinggi 99 cm daripada prasasti yupa yang tertinggi (1,52 meter).

Lesong Batu telah mengalami relokasi atau perpindahan letak berkali-kali. Kini, posisinya direbahkan dalam kawasan situs cagar budaya di Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Lesung batu di Pulau Panggung, Kab Lahat, Sumatra Selatan,
terdapat rongga untuk menumbuk.
Sumber: Balai Arkeologi Sumatra Selatan
Semestinya, posisinya berdiri tegak sesuai fungsinya sebagai tugu peringatan kebaikan dan kedermawanan Maharaja Mulawarman pada awal abad ke-5 Masehi. Indikasi bahwa batu ini pernah didirikan ialah perbedaan warna pada ujung yupa yang lebih gelap. Hal ini karena bagian tersebut pernah terpendam di bawah permukaan tanah. Menurut geolog, warna gelap karena tidak teroksidasi sebagaimana bagian yang menjulang di atas muka tanah.

Sementara itu, nama Lesong Batu sebenarnya kurang tepat. Kemiripan dengan lesung hanya pada bentuknya yang memanjang. Tetapi, tidak terdapat rongga untuk menumbuk padi.

Penamaan Lesong hanya penyebutan secara insidental. Orang-orang berasosiasi itu lesung karena menyaksikannya dari perspektif batu berposisi horizontal. Selain itu, hingga puluhan tahun sejak ditemukan, belum dilakukan penelitian khusus terhadap benda tersebut.

Sekarang, kita telah mengetahui bahwa benda itu adalah yupa. Jika ingin terekspos beda dengan prasasti yupa, maka bisa saja disebut yupa niraksara

Penulis: Muhammad Sarip

Artikel terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar