Deputi Konservasi Arsip ANRI Dr. Kandar (tengah) dan Muhammad Sarip serta Syifa Hajati dari Historia Kaltim |
Pindahnya ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur menjadi alasan dipusatkannya peringatan Hari Kearsipan Nasional ke-53 di Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Dalam rangkaian Hari Kearsipan 2024, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sinkronisasi dan Harmonisasi Layanan Arsip Statis pada Selasa (28/5/2024) di Hotel Mercure, Samarinda, Kalimantan Timur.
ANRI mengundang organisasi perangkat daerah bidang kearsipan dari seluruh Indonesia, sebagian mengikuti secara daring. Dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur, hadir Kepala Dinas Drs. Muhammad Syafranuddin, MM dan Kabid Pengelolaan Arsip Dewi Susanti, SH, MM.
ANRI juga mengundang komunitas pegiat sejarah dan kearsipan. Dari komunitas Historia Kaltim, hadir Muhammad Sarip dan Syifa Hajati. Sarip adalah sejarawan yang sering menjadi narasumber di forum publik sejarah lokal dan telah menulis lebih dari sepuluh buku sejarah lokal. Ia pernah mempresentasikan sejarah Kutai kepada Tim Komunikasi Presiden RI di Sekretariat Negara, Jakarta. Syifa Hajati adalah pegiat literasi yang menjabat Presiden DEMA Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda periode 2023–2024.
Dalam sesi diskusi, Sarip mengungkapkan harapannya kepada ANRI agar membuka layanan akses arsip yang lebih luas dan gratis untuk publik. “Saat menelusuri arsip Kerajaan Kutai di Kantor ANRI Jakarta, saya harus membayar untuk setiap file yang difoto scan. Harga foto dan peta lama lebih mahal lagi,” kata penulis buku Histori Kutai tersebut.
Rakornas ANRI menghadirkan beberapa narasumber, termasuk Prof. Susanti Zuhdi dari Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Bappenas Didik Darmanto, S.Sos, MPA, serta Deputi Konservasi Arsip ANRI Dr. Kandar, MAP, yang juga membuka acara dan menjadi narasumber. Ketua Tim Layanan Arsip Statis ANRI Intan Lidwina, MA bertindak sebagai moderator.
Peserta
dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kutai Kartanegara menyampaikan
rencana pendaftaran Memori Kolektif Bangsa (MKB), termasuk arsip pengetahuan
tentang kerajaan tertua di Nusantara yang bersumber dari prasasti yupa.
Menanggapi rencana tersebut, Deputi Konservasi Arsip ANRI Dr. Kandar
menyarankan agar Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kukar berkolaborasi dengan
ANRI dan merekrut Sarip sebagai anggota tim karena pengalamannya dalam
penelitian sejarah Kutai hingga ke Museum Nasional. (AR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar