Masih ingat dengan insiden ambruknya Magazijn
di Loa Kulu pada 11 Oktober silam? Nasib berbeda dialami oleh bangunan serupa
di Kota Tarakan (kini masuk Provinsi Kalimantan Utara) yang dikenal dengan nama
"Roemah Boendar". Kru SejarahKaltim.com berkesempatan mengunjungi
bangunan yang kini menjadi Museum Flora dan Fauna yang dikelola Dinas
Lingkungan Hidup Kota Tarakan.
SejarahKaltim.com mengunjungi Museum Flora dan
Fauna Kota Tarakan di bilangan Jalan Danau Jempang, Kelurahan Pamusian, Tarakan
Tengah, pada suatu Kamis siang. Museum ini buka setiap hari Senin hingga Minggu
mulai pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore dan tidak dipungut biaya masuk.
Penampang bagian atap bangunan ini melengkung
menyerupai sisi bundaran drum sehingga masyarakat sekitar menamakan bangunan
ini "rumah drum" atau "rumah bundar". Rumah bundar didirikan
oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1938 dan bergaya arsitektur Queens
Head. Fungsi awalnya sebagai rumah dinas pegawai sipil Belanda di Tarakan.
Keberadaan pegawai sipil ini terkait dengan kedudukan Tarakan sebagai pusat
pemerintahan Asisten Residen yang dibentuk tahun 1935.
Pada 1945 rumah bundar ini difungsikan oleh
tentara sekutu Australia sebagai pos pemulihan lingkungan Tarakan yang rusak
berat akibat perang. Setelah tentara sekutu Australia pergi, rumah bundar ini
diambil alih oleh warga untuk dijadikan tempat tinggal.
Pada 2003, Pemerintah Kota Tarakan membebaskan
bangunan ini untuk dilestarikan sebagai bangunan cagar budaya. Kemudian
bangunan ini difungsikan sebagai tempat perawatan warisan budaya dan pelayanan
informasi sejarah Tarakan. Ani, satu dari pemandu di Rumah Bundar mengungkapkan,
pada tahun 2017 warisan budaya dan sejarah Tarakan seperti barang-barang
peninggalan Perang Dunia II dipindahkan ke gedung yang lebih representatif di
kawasan kelurahan Kampung Empat, bersebelahan dengan gedung baru Perpustakaan
Kota Tarakan, karena rumah bundar sudah tidak dapat menampung barang-barang
bernilai sejarah tersebut.
Pada tahun yang sama, Rumah Bundar direnovasi.
Selanjutnya, bangunan unik ini dijadikan Museum Flora dan Fauna yang berisi
koleksi tanaman asli di sekitar wilayah Tarakan dan beberapa spesies serangga
yang diawetkan.
Penulis: Arief R.
Artikel terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar