Rabu, 19 Desember 2018

Beda Nasib Magazijn Loa Kulu dan Roemah Boendar Tarakan

Masih ingat dengan insiden ambruknya Magazijn di Loa Kulu pada 11 Oktober silam? Nasib berbeda dialami oleh bangunan serupa di Kota Tarakan (kini masuk Provinsi Kalimantan Utara) yang dikenal dengan nama "Roemah Boendar". Kru SejarahKaltim.com berkesempatan mengunjungi bangunan yang kini menjadi Museum Flora dan Fauna yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan.


SejarahKaltim.com mengunjungi Museum Flora dan Fauna Kota Tarakan di bilangan Jalan Danau Jempang, Kelurahan Pamusian, Tarakan Tengah, pada suatu Kamis siang. Museum ini buka setiap hari Senin hingga Minggu mulai pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore dan tidak dipungut biaya masuk.

Penampang bagian atap bangunan ini melengkung menyerupai sisi bundaran drum sehingga masyarakat sekitar menamakan bangunan ini "rumah drum" atau "rumah bundar". Rumah bundar didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1938 dan bergaya arsitektur Queens Head. Fungsi awalnya sebagai rumah dinas pegawai sipil Belanda di Tarakan. Keberadaan pegawai sipil ini terkait dengan kedudukan Tarakan sebagai pusat pemerintahan Asisten Residen yang dibentuk tahun 1935.

Pada 1945 rumah bundar ini difungsikan oleh tentara sekutu Australia sebagai pos pemulihan lingkungan Tarakan yang rusak berat akibat perang. Setelah tentara sekutu Australia pergi, rumah bundar ini diambil alih oleh warga untuk dijadikan tempat tinggal.

Pada 2003, Pemerintah Kota Tarakan membebaskan bangunan ini untuk dilestarikan sebagai bangunan cagar budaya. Kemudian bangunan ini difungsikan sebagai tempat perawatan warisan budaya dan pelayanan informasi sejarah Tarakan. Ani, satu dari pemandu di Rumah Bundar mengungkapkan, pada tahun 2017 warisan budaya dan sejarah Tarakan seperti barang-barang peninggalan Perang Dunia II dipindahkan ke gedung yang lebih representatif di kawasan kelurahan Kampung Empat, bersebelahan dengan gedung baru Perpustakaan Kota Tarakan, karena rumah bundar sudah tidak dapat menampung barang-barang bernilai sejarah tersebut.

Pada tahun yang sama, Rumah Bundar direnovasi. Selanjutnya, bangunan unik ini dijadikan Museum Flora dan Fauna yang berisi koleksi tanaman asli di sekitar wilayah Tarakan dan beberapa spesies serangga yang diawetkan.

Penulis: Arief R.

Artikel terkait:

Magazijn Ambruk, Tanggung Jawab Siapa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar