Banyak materi yang saya himpun tentang sejarah penambangan batubara awal di Samarinda pada era kolonial Belanda. Namun, masih belum cukup waktu untuk mengerjakan tulisannya.
Sampai kemarin (01 Januari 2016) saya masih berpikir bahwa mbah J. H. Menten lah yang konon memulai kegiatan penambangan batubara pertama di Samarinda (daerah Batu Panggal, kini di sekitar Loa Bakung, Samarinda) di tahun 1887an, sebagaimana kuasa yang diberikan Sultan Kutai saat itu kepadanya.
Hari ini (02 Januari 2016), saya baru ketemu satu pustaka tulisan dari J. Lindblad berjudul "Westers en niet-westers economisch gedrag in Zuid-Oost Kalimantan, c. 1900-1940" yang tertera di dalam Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 142 (1986), no: 2/3, Leiden, 215-237, hasil dokumentasi ciamik dari lembaga KITLV, yang menyatakan bahwa di Pelarang (kini disebut Palaran, Samarinda), telah dikerjakan penambangan batubara pada kisaran tahun 1860 - 1881.
Kegiatan penambangan di Palaran tersebut tidak terlalu memikat perhatian sektor swasta untuk berperan serta dalam permodalan. Sesudah surut di Palaran itulah, J. H. Menten setelah mendapatkan izin dari Sultan Kutai, memulai pencarian dananya di Eropa dan mulai mengerjakan penambangan batubara di kawasan Batu Panggal, kisaran Loa Bakung.
Estimasi lokasi pusat perkantoran dan pemukiman kolonial saat itu di Batu Panggal, menurut saya pribadi, adalah kawasan yang saat ini merupakan area Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) dan area Sekolah Menengah Kejuruan Kehutanan Negeri Samarinda).
Salam Samarinda Bahari
Penulis: Fajar Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar