Sabtu, 16 September 2023

Bincang Santai Ong Kopitea Bahas Sejarah Tionghoa di Samarinda

Dari kiri: Kiky, Sarip, Mira, Nanda
Ong Kopitea Samarinda (16/9/2023)
Samarinda, SejarahKaltim.com

Sebuah gelar wicara bertajuk “Peran PeranakanTionghoa dalam Perkembangan Kota Samarinda digelar di Ong Kopitea, Jalan Anklung Samarinda pada Sabtu (16/9/2023). Tampil sebagai narasumber adalah Muhammad Sarip, sejarawan Kalimantan Timur yang banyak menulis buku dan jurnal sejarah lokal.

Tim Ong Kopitea yang terdiri dari Mira Rinienta, Kiky, dan Nanda Puspita Sheilla mengemas perbincangan secara santai dan disiarkan langsung melalui Instagram restoran Tionghoa tersebut. Mereka ingin menggali bagaimana kiprah masyarakat Tionghoa dalam dinamika sejarah Samarinda.

Sarip mengemukakan, komunitas Tionghoa eksis di Samarinda mulai zaman Hindia Belanda pada pertengahan abad ke-19. Dengan politik devide et impera, pemerintah kolonial mengatur permukiman Tionghoa dikonsentrasikan di kawasan pelabuhan Samarinda, di bilangan Jalan Yos Sudarso masa kini.

Warga Tionghoa mempunyai akses yang relatif lebih mudah ke aktivitas perdagangan di Samarinda yang terpusat di Pelabuhan Samarinda tempo dulu.

“Tapi politik diskriminasi Belanda tidak berlanjut setelah Indonesia merdeka. Buktinya, ketika perjuangan kemerdekaan ada sejumlah orang Tionghoa yang turut membantu perjuangan. Masyarakat Samarinda bersatu tanpa memandang perbedaan etnis dan golongan,” ujar Sarip.


Ditambahkan Sarip, Kota Samarinda dibangun secara kolektif oleh masyarakat lintas etnis, termasuk peranakan Tionghoa.

“Jadi, pada masa kini kurang relevan lagi mendengungkan istilah peranakan, karena cenderung memelihara dikotomi istilah antara pribumi dan pendatang. Padahal kita semua setara, egaliter, dan sudah biasa membaur lintas etnis,” pungkas Sarip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar