Selasa, 23 Januari 2024

Pimpinan OIKN dan Rektor Unmul Launching Buku Historipedia Kalimantan Timur Karya Sarip dan Nanda


Samarinda, SejarahKaltim.com

Sejarawan publik dan pegiat literasi asal Samarinda, Muhammad Sarip dan Nanda Puspita Sheilla, meluncurkan buku berjudul Historipedia Kalimantan Timur: Dari Kundungga, Samarinda, hingga Ibu Kota Nusantara pada Selasa, 23 Januari 2024. Launching digelar di Gedung Masjaya Universitas Mulawarman, Samarinda dengan menghadirkan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LHSDA) Otorita Ibu Kota Nusantara Dr. Myrna A Safitri, Rektor Unmul Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU., ASEAN Eng. serta Wakil Wali Kota Samarinda Dr. Rusmadi Wongso.

Dalam opening ceremony, Profesor Abdunnur menyampaikan apresiasi atas penerbitan buku Historipedia Kalimantan Timur. Menurutnya, launching buku Historipedia Kalimantan Timur di Universitas Mulawarman adalah bagian dari sejarah kampus Unmul.

Kita mendukung adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur. Melalui kegiatan ini kita membedah buku Historipedia Kalimantan Timur untuk mempersiapkan Indonesia Emas. Saya mengapresiasi sejarawan Dinda Muhammad Sarip dan Dinda Nanda Puspita Sheilla yang telah menulis buku sejarah ini,” ujar Rektor.

Rektor Unmul yang juga Ketua Umum DPP Persekutuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) itu berpesan kepada masyarakat untuk dapat memahami sejarah dan lebih bijak dalam mengikuti perjalanan pembangunan Kalimantan Timur ke depannya. Setelah Rektor, sambutan disampaikan oleh Rusmadi yang juga merupakan Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kota Samarinda.

Dari kiri ke kanan: Deputi LHSDA OIKN Dr. Myrna A Safitri, Rektor Unmul Prof. Abdunnur, sejarawan Muhammad Sarip, Wakil Wali Kota Samarinda Dr. Rusmadi, co-writer Nanda Puspita Sheilla 

Kolaborasi Sarip dan Nanda

Setelah dua sambutan, acara berlanjut ke forum diskusi buku. Nanda Puspita Sheilla sebagai co-writer tampil di sesi pertama. Nanda merupakan talenta muda Samarinda yang bekerja di Jakarta. Sejak 2023 alumnus Universitas Trisakti Jakarta ini berkolaborasi dengan Sarip dalam sejumlah forum publik bertema sejarah. Menurut Nanda, buku Historipedia Kalimantan Timur terbit dari keresahan akan pelajaran sejarah di sekolah yang tidak mencakup konten historiografi Kaltim.

“Kalimantan Timur punya banyak narasi sejarah, tapi kurang terekspos ke publik. Pelajaran sejarah di sekolah juga minim atau bahkan bisa dibilang tanpa konten historiografi Kalimantan Timur. Padahal sebenarnya cerita historis Kaltim tak kalah kompleks untuk diketahui ketimbang kisah sejarah di Pulau Jawa. Kami mengisi kesenjangan tersebut melalui ensiklopedia bidang sejarah ini,” ungkap Nanda.

Nanda yang pernah kuliah di Universitas Airlangga Surabaya itu menambahkan, kehadiran buku ini diharapkan membawa pengetahuan bagi masyarakat. Terutama, bagi generasi baru yang kini hidup di era digital. Gen milenial, gen Z, dan gen dan alfa yang tumbuh di era digital seperti sekarang bisa ikut memahami dan menghargai sejarah serta perkembangan Kalimantan Timur yang terkadang terlupakan,” tutur eksekutif muda tersebut.

Muhammad Sarip dan Nanda Puspita Sheilla,
dua penulis Historipedia Kalimantan Timur

Dalam forum yang dimoderatori Ketua Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Unmul Muhammad Azmi, M.Pd. itu, Nanda menceritakan salah satu tokoh yang gambarnya terdapat di sampul buku. Tokoh itu adalah Abdoel Moeis Hassan, Gubernur Kaltim periode 1962–1966 dan seorang pejuang kemerdekaan.

Pada dua pekan sebelum launching buku ini, tepat pada HUT ke-67 Provinsi Kaltim 9 Januari 2024, Nanda bersama Sarip tampil sebagai narasumber talk show kepahlawanan di Benua Etam yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Kaltim. Pada talk show di Lapangan Parkir Gelora Kadrie Oening Sempaja ini, Nanda mempresentasikan profil Abdoel Moeis Hassan sebagai tokoh yang layak diusulkan gelar Pahlawan Nasional.

Setelah Nanda, giliran Sarip berbicara di forum yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal youtube Unmul TV itu. Sejarawan yang pernah diundang oleh Tim Komunikasi Presiden RI ke Sekretariat Negara di Jakarta untuk presentasi sejarah Kutai dan IKN itu memaparkan proses penulisan buku Historipedia Kalimantan Timur. Sarip mengungkapkan, Nanda berperan penting dan signifikan dalam penulisan buku sejarah yang berbeda dengan buku-buku sejarah lokal sebelumnya.

“Dengan kritikan Nanda pada buku-buku saya sebelumnya, buku Historipedia Kalimantan Timur ini melibatkan Nanda dalam proses penulisannya. Ada revolusi berbahasa supaya buku sejarah ini lebih relate dengan generasi muda terutama gen Z,” ujar sejarawan yang juga pembina GPMB Kota Samarinda tersebut.

Dari kiri ke kanan: Nanda Puspita Sheilla, Myrna A Safitri, Muhammad Sarip, Muhammad Azmi

Ulasan Deputi LHSDA OIKN

Setelah presentasi dua penulis, Deputi LHSDA OIKN Dr. Myrna A Safitri tampil sebagai keynote speaker yang mengulas isi buku. Myrna merupakan putra daerah Kaltim pertama yang diangkat oleh Presiden RI sebagai satu dari pimpinan tinggi madya OIKN. Doktor Ilmu Hukum lulusan Universitas Leiden Belanda itu juga menjadi penulis prolog untuk buku Historipedia Kalimantan Timur. Menurut Myrna, buku karya dua orang generasi Y asal Samarinda ini memotret sangat baik sejarah masyarakat dan kebudayaan Kaltim.

“Saya mengapresiasi aktivitas Sarip dan Nanda dalam menerbitkan buku yang sarat informasi sejarah ini. Sarip, Nanda, dan saya memang berbeda generasi. Namun, kami bertiga mempunyai kesamaan yang unik. Selain sama-sama urang Banjar Samarinda, kami juga pernah bersekolah di lokasi yang sama, di tengah ibu kota Kaltim. Gedung sekolah kami di Jalan Bhayangkara itu kemudian lenyap, berganti taman kota. Informasi tentang sekolah legendaris ini merupakan salah satu konten buku.” Pernyataan ini ditulis Myrna dalam prolog buku.


Dalam forum yang dihadiri sekitar seratus audiens itu, Deputi Myrna mengungkapkan, beberapa halaman dalam buku secara khusus membahas IKN Nusantara. Pembahasan Ibu Kota Nusantara dalam buku ini secara tidak langsung menunjukkan kepada kita bahwa IKN itu adalah sebuah babak sejarah bagi Kalimantan Timur.

Ini yang orang jarang melihat tesis ini. Selama ini orang bicara IKN bicara tentang pemindahan, progres pembangunan sudah berapa persen, masalah sosial dan lingkungan seperti apa, investasinya berapa banyak. Tetapi buku ini menunjukkan bahwa IKN itu jangan dilepas dari Kaltim. Tidak ada Kaltim, tidak ada IKN. IKN adalah satu babak dalam sejarah Kaltim,” tegas Myrna.

“Buku ini akan memberikan informasi awal bagi mereka di luar sana yang belum terlalu mengenal Kalimantan Timur dan disampaikan dengan cara yang menarik, cara yang sesuai dengan kebutuhan dari generasi milenial dan generasi Z,” pungkas Myrna.

Peserta launching terdiri dari para guru, mahasiswa, dosen, jurnalis, pegiat komunitas, pengurus Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), dan tamu undangan instansi. Ada sejumlah saran dan kritik yang disampaikan audiens ketika sesi tanya jawab. Sarip merespons positif kritikan dari audiens.

“Kami lebih memerlukan kritik ketimbang puja-puji. Kritik membuat karya bisa lebih disempurnakan. Sedangkan puja-puji bisa mematikan kreativitas,” pungkas Sarip.  (AR)


Dari kiri ke kanan: Rektor Unmul Prof. Abdunnur, Deputi LHSDA OIKN Dr. Myrna A Safitri, co-writer Nanda Puspita Sheilla, Wakil Wali Kota Samarinda Dr. Rusmadi, sejarawan Muhammad Sarip

Baca juga:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar