Senin, 20 Februari 2023

Talkshow Sejarah Samarinda Digelar di Perpuskot

Muhammad Sarip, Nur Suci Sirana, Rusdianto
Kota Samarinda Didirikan Kolektif Lintas Etnis

Samarinda, SejarahKaltim.com

Talkshow bertema “Sejarah Lokal Samarinda di Mata Publik” digelar di Aula Perpustakaan Kota Samarinda, Senin (20/2/2023). Tampil sebagai narasumber adalah sejarawan Muhammad Sarip dan jurnalis Nur Suci Sirana.

Sarip memaparkan, di antara syarat penting dalam pemilihan topik untuk penulisan sejarah adalah kedekatan emosional, sebagaimana disitir dari guru besar sejarah Kuntowijoyo. Menurut Sarip, sejarah lokal artinya sejarah dalam batasan geografis tertentu.

“Sejarah lokal yang baik semestinya ditulis oleh orang yang berkompeten dan dari unsur komunitas lokal tersebut karena memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat setempat dan mengalami langsung kultur lokal tersebut,” ujar sejarawan asal Samarinda tersebut.

Sarip yang pada akhir Januari 2023 diundang ke Sekretariat Negara olehTim Komunikasi Presiden RI untuk presentasi sejarah Kutai dan Ibu Kota Nusantara, mengungkap pelurusan sejarah Hari Jadi Kota Samarinda. Menurutnya, dengan proses verifikasi sesuai metode penelitian sejarah, ditemukan sejumlah kronologi perkembangan Samarinda sejak masa permukiman kuno hingga menjadi kota modern yang menunjukkan bahwa kedatangan orang-orang dari pulau seberang bukanlah titik awal kehidupan Samarinda.

“Teks Hari Jadi Kota Samarinda pada 21 Januari 1668 tidak valid. Sumbernya pun tidak kredibel,” ungkap Sarip dalam gelar wicara yang dipandu oleh Rusdianto tersebut.

Sementara itu, Nur Suci Sirana berpendapat, pengetahuan sejarah penting dipelajari oleh tiap warga, terlepas dari apapun latar akademiknya. Menurut jurnalis televisi ini, dengan mengetahui sejarah lokal, kita bisa lebih menghargai kearifan lokal.

Sarip mengajukan solusi untuk narasi sejarah Samarinda. “Akomodasi dan apresiasi terhadap semua entitas yang membangun Samarinda perlu dilakukan dengan tidak menetapkan nama satu orang sebagai tokoh pendiri Kota Samarinda, karena Kota Samarinda didirikan secara kolektif oleh komunitas lintas etnis,” pungkasnya.

Talkshow ini diselenggarakan oleh kolaborasi tiga organisasi mahasiswa. Ketiganya yaitu Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik Se-Indonesia (FKMPI) Wilayah Kalimantan, Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Perkebunan Politani Samarinda, dan Generasi Baru Indonesia (GenBI) Kalimantan Timur.  (AR)



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar