Senin, 29 Oktober 2018

Biografi Pahlawan Kaltim Diluncurkan, Video Samarinda 1947 Ditayangkan di Seminar HMPS Unmul

SejarahKaltim.com   |

Sebuah video klasik berkisah tentang Samarinda 71 tahun silam ditayangkan di Seminar Kesejarahan di Aula Kampus FKIP Universitas Mulawarman Samarinda pada Senin, 29 Oktober 2018. Narasi rekaman berbahasa Belanda diterjemahkan oleh moderator seminar, Nabila Nandini.


Dalam seminar bertajuk “Membaca Kembali Jejak Perjuangan Abdoel Moeis Hassan di Kalimantan Timur” itu, diungkap adanya peristiwa bersejarah di Samarinda Agustus 1947. Kala itu, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hubertus Johanes van Mook datang ke Samarinda untuk meresmikan pembentukan Federasi Kalimantan Timur (FKT). Di tepian Sungai Mahakam sekumpulan pasukan adat yang berparade melakukan sembah sujud di hadapan Van Mook.

Muhamad Sarip, narasumber seminar yang juga penulis sejarah lokal menjelaskan, FKT adalah lembaga pemerintahan untuk satuan kenegaraan boneka Belanda. Pembentukan FKT inilah yang ditentang oleh para pejuang Republiken yang dipimpin Abdoel Moeis Hassan.

"Kedatangan Van Mook di Samarinda disambut dengan meriah oleh masyarakat dan tokoh-tokoh pejabat setempat," tutur Nabila Nandini, alumnus Universitas Paramadina Jakarta yang pernah mengikuti pertukaran pelajar setahun di Belgia dan memiliki lisensi skill bahasa Belanda ini. 

Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa pada masa revolusi kemerdekaan 19451949 sikap masyarakat Samarinda terbelah antara pro-Belanda dan kontra-Belanda. "Abdoel Moeis Hassan dan para pejuang pembela Republik Indonesia memilih jalan tidak mau bekerja sama dengan Belanda," ungkap Sarip.

Riwayat kehidupan dan perjuangan Abdoel Moeis Hassan secara komprehensif dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berjudul Abdoel Moeis Hassan Pejuang Republiken dan Pelopor Pembaharuan di Kalimantan Timur: Sebuah Biografi. Biografi ini ditulis oleh Muhammad Sarip dan Nabila Nandini dengan editor Fajar Alam dan Arief Rahman. Penyusunan biografi guna melengkapi berkas dokumen usulan Pahlawan Nasional dokumen yang dipersyaratkan Dinas Sosial Provinsi Kaltim. 

Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah  Dr. Jamil, M.Pd., Ketua Jurusan IPS Dr. Jawatir Pardosi, M.Si., dan Ketua Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS) Yeremia Ledi menerima pemberian naskah biografi Abdoel Moeis Hassan dari penulis dalam acara seremonial pembukaan seminar. Diharapkan naskah tersebut dapat bermanfaat sebagai referensi sejarah lokal bagi mahasiswa dan akademisi di kampus.

Naskah karya Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari (Lasaloka-KSB) tersebut juga diterbitkan dalam format buku. Para peserta seminar yang terdiri dari mahasiswa, guru, dan akademisi, termasuk jurnalis yang datang meliput masing-masing mendapatkan satu eksemplar buku.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Abdoel Moeis Hassan adalah tokoh yang berjasa mengeluarkan Kaltim dari negara federal Republik Indonesia Serikat (RIS) dan mengintegrasikan Kaltim ke NKRI. Ironis lagi, banyak yang menyangka Moeis yang pejuang dan gubernur itu adalah nama Rumah Sakit Umum di Samarinda Seberang. Padahal, I.A. Moeis yang nama RSUD itu bukanlah Abdoel Moeis Hassan.

Narasumber seminar lainnya dalam rangkaian Pekan Sejarah (Panah) Mulawarman 2018 ini adalah Taufik Siradjudin Moeis, Abdul Khair, dan Atik Sulistyowati.  

Taufik adalah putra ke-3 dari Abdoel Moeis Hassan yang berprofesi sebagai dokter bedah di sebuah rumah sakit di ibu kota negara. Abdul Khair merupakan Kepala Seksi Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan Sosial, dan Restorasi Sosial Dinas Sosial Provinsi Kaltim. Adapun Atik Sulistyowati merupakan staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kaltim dan dosen IKIP PGRI Samarinda. 

Menurut Abdul Khair, tahapan selanjutnya dari usulan calon Pahlawan Nasional ini adalah seminar nasional yang harus dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Samarinda. Seminar ini wajib diselenggarakan sebagai pemenuhan syarat administrasi. Seminar harus mengundang sejarawan dan pakar nasional. Setelah itu, Dinsos Kota menyerahkan risalah seminar beserta dokumen lainnya dari masyarakat pengusul kepada Dinsos Provinsi untuk diproses lebih lanjut.

Sementara itu, Ketua HMPS Yeremia Ledi menyatakan, seminar ini merupakan kegiatan sosialisasi mengenai jejak perjuangan Abdoel Moeis Hassan yang kini dalam proses pengajuan usulan gelar Pahlawan Nasional. "Sebagai insan akademis dan satu-satunya program studi pendidikan sejarah di Kaltim, kami ingin berkontribusi bagi daerah, khususnya dalam mendukung pengusulan calon Pahlawan Nasional Abdoel Moeis Hassan, yang kebetulan beliau adalah inisiator berdirinya perguruan tinggi pertama di Kaltim, yaitu kampus kami, Universitas Mulawarman," papar Ledi. 

Sementara itu, akademisi Pendidikan Sejarah FKIP Unmul Astrini Eka Putri, M.Pd. menyatakan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Seminar sejarah seperti ini merupakan salah satu kegiatan rutin Prodi Sejarah, yang menjadi representatif dari kepedulian dan kesadaran sejarah civitas akademika yang ingin juga membangun rasa yang sama pada masyarakat umumnya,” cetusnya sebagaimana disitir dari panitia pelaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar