Minggu, 21 September 2025

Sungai Mahakam Ikut Forum Dunia The Home River Bioblitz 2025


Samarinda, SejarahKaltim.com – Sungai Mahakam yang membelah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia dalam ajang internasional The Home River Bioblitz (THRB) 2025. Di Samarinda, kegiatan ini digelar oleh komunitas literasi publik SUMBU TENGAH dengan mengusung tema Observe and Save Mahakam.

Menurut situs resmi iNaturalist.org, mitra global THRB, program ini berlangsung serentak pada 19–21 September 2025 di lebih dari 60 sungai yang tersebar di empat benua: Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika.

Sebanyak 14 negara berpartisipasi, yakni Meksiko, Thailand, Chile, Kolombia, Amerika Serikat, Tanzania, Peru, Argentina, Italia, Kenya, Polandia, Swiss, Republik Dominika, dan Indonesia.

Meksiko tercatat sebagai negara dengan lokasi terbanyak, mencapai 26 sungai dan cagar alam, diikuti Thailand dengan sembilan titik kegiatan.

THRB merupakan agenda kolaboratif yang mempertemukan komunitas global dengan kepedulian yang sama terhadap kelestarian sungai. Selain iNaturalist, kegiatan ini juga didukung oleh National Geographic Society.

Di Samarinda, THRB Sungai Mahakam dilaksanakan pada Minggu (21/9/2025) pagi hingga siang, berlokasi di Taman Bebaya.

Gelaran ini terselenggara berkat kerja sama SUMBU TENGAH dengan sejumlah instansi dan organisasi, antara lain Ikatan Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Ikatan Alumni Magister dan  Doktor Ilmu Lingkungan (IAMDIL) Unmul, Dinas Kehutanan Kaltim, DSylva Mulawarman dan Mapflofa Fahutan Unmul, Yayasan Ulin, Perkumpulan Tenaga Ahli Lingkungan Indonesia (P-TALI) Kaltim, dan Labtek Apung Jakarta.

Sylva Mulawarman dan Mapflofa Fahutan Unmul di THRB 2025 (foto: Noviannur)


Acara turut dihadiri Direktur Pusrehut/UPT LSHK Unmul Ali Suhardiman, anggota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry, sejarawan publik Muhammad Sarip, pegiat literasi Utih Arum Zahra, serta relawan dari Dinas Lingkungan Hidup Samarinda.

Sejarawan Muhammad Sarip menegaskan, dengan panjang 920 kilometer, Mahakam menjadi urat nadi masyarakat karena berperan sebagai jalur transportasi, sumber air, penyangga ekosistem, sekaligus ruang sosial budaya.

“Samarinda sebagai pusat ekonomi Kesultanan Kutai lahir dari tepian Mahakam, begitu juga Tenggarong sebagai pusat politik Kutai,” ungkap penulis Histori Kutai itu.

Sementara itu, pendiri SUMBU TENGAH Rusdianto menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan masyarakat, mahasiswa, peneliti, jurnalis, komunitas, hingga pemangku kepentingan. Mereka bersama-sama melakukan observasi, pencatatan, serta penanaman 50 bibit pohon sebagai aksi nyata menjaga keberlanjutan Sungai Mahakam.

“Bioblitz ini mengajak warga dan komunitas untuk mencatat flora-fauna di sekitar Mahakam. Data dikumpulkan lewat aplikasi sains iNaturalist, di mana setiap peserta memotret, mencatat, lalu mengunggah hasil pengamatan biodiversitas,” terang Rusdianto. 

Kegiatan mengobservasi flora dan fauna dalam The Home River Bioblitz - Observe and Save Mahakam di tepian Sungai Mahakam Samarinda, 21 September 2025 (foto: Noviannur)


Berita & Info lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar